This is default featured slide 1 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 2 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 3 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 4 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 5 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

Kamis, 22 November 2018

SEJARAH PECINTA ALAM DAN MAHASISWA PECINTA ALAM

SEJARAH  PECINTA ALAM DAN MAHASISWA PECINTA ALAM DI INDONESIA
.
Kegiatan Pecinta Alam termasuk dalam kegiatan yang mempunyai resiko tinggi (high risk activity) dan kegiatan lebih banyak dilakukan di alam bebas (outdoor activity). Sebagian besar kelompok Pecinta Alam memiliki kegiatan pokok dalam bidang kegiatan alam bebas seperti :
1. pendakian gunung
2. pemanjatan tebing
3. penelusuran gua
3. jelajah hutan
4. penelusuran sungai
5. penyusuran pantai
6. dan arung jeram.
Kegiatan-kegiatan tersebut perlu didukung dengan pengetahuan dan kegiatan penunjang seperti pengetahuan tentang :
A. Orientasi medan (navigasi),
B. Pengetahuan survival,
C. Ketrampilan tali-temali,
D. Teknik Packing peralatan
E. Penguasaan PPPK, dan pengetahuan sekaligus ketrampilan mengenai SAR. Kegiatan penunjang tersebut akan banyak membantu dan diperlukan untuk menghindari atau mengurangi resiko yang sangat mungkin terjadi. Disamping itu Pecinta Alam masih perlu didukung dengan pengetahuan dan kegiatan dalam bidang lingkungan hidup seperti :
1. konservasi alam
2. penghijaun,
3. bersih lingkungan, dan sebagainya. Juga kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat seperti bakti sosial, penelitian sosial, penyuluhan, dan sebagainya. Terakhir adalah kegiatan yang bersifat organisatoris seperti manajemen organisasi, regenerasi keanggotaan, kaderisasi anggota, pengembangan SDM bagi anggota, dan seterusnya. Jelas kiranya bahwa Pecinta Alam merupakan suatu kegiatan yang positif dan memiliki arti serta peran yang sangat bermanfaat bagi pengembangan pribadi, orang lain dan masyarakat.
Satu pertanyaan tersisa adalah : “Mampukah kita memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan diri kita melalui kegiatan kepecintaalaman ? Materi Pencinta Alam didalam aktivitasnya sehari-hari sebagaimana yang dimaknakan dalam unsur kata Cinta dan Alam.” Ingatlah hai engkau penjelajah alam :
1. Take nothing, but pictures [ jangan ambil sesuatu kecuali gambar ]
2. Kill nothing, but times  [ jangan bunuh sesuatu kecuali waktu ]
3. Leave nothing, but foot-print [ jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak kaki ] dan senantiasa ;
- Percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
- Percaya kepada kawan [dalam hal ini kawan adalah rekan penggiat dan
peralatan serta perlengkapan, tentu saja juga harus dibarengi bahwa diri kita sendiri juga dapat dipercaya oleh “teman” tersebut dengan menjaga, memelihara dan melindunginya]
- Percaya kepada diri sendiri, yaitu percaya bahwa kita mampu melakukan segala sesuatunya dengan baik.

Apabila sejenak kita merunut dari belakang, sebetulnya sejarah manusia tidak jauh-jauh amat dari alam. Sejak zaman prasejarah dimana manusia berburu dan mengumpulkan makanan, alam adalah “rumah” mereka. Gunung adalah sandaran kepala,padang rumput adalah tempat mereka membaringkan tubuh, dan gua-gua adalah tempat mereka bersembunyi. Namun sejak manusia menemukan kebudayaan, yang katanya lebih “bermartabat”, alam seakan menjadi barang aneh. Manusia mendirikan rumah untuk tempatnya bersembunyi. Manusia menciptakan kasur untuk tempatnya membaringkan tubuh, dan manusia mendirikan gedung bertingkat untuk mengangkat kepalanya. Manusia dan alam akhirnya memiliki sejarahnya sendiri-sendiri. Ketika keduanya bersatu kembali, maka ketika itulah saatnya Sejarah Pecinta Alam dimulai :
Pada tahun 1492 sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097 m), dikawasan Vercors Massif. Saat itu belum jelas apakah mereka ini tergolong pendaki gunung pertama. Namun beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois, sejenis kambing gunung. Barangkali mereka itu pemburu yang mendaki gunung. Tapi inilah pendakian gunung yang tertua pernah dicatat dalam sejarah. Di Indonesia, sejarah pendakian gunung dimulai sejak tahun 1623 saat Yan Carstensz menemukan “Pegunungan sangat tinggi di beberapa tempat tertutup salju” di Papua. Nama orang Eropa ini kemudian digunakan untuk salah satu gunung di gugusan Pegunungan Jaya Wijaya yakni Puncak Cartensz. Pada tahun 1786 puncak gunung tertinggi pertama yang dicapai manusia adalah puncak Mont Blanc (4807 m) di Prancis. Lalu pada tahun 1852 Puncak Everest setinggi 8840 meter ditemukan. Orang Nepal menyebutnya Sagarmatha, atau Chomolungma menurut orang Tibet. Puncak Everest berhasil dicapai manusia pada tahun 1953 melalui kerjasama Sir Edmund Hillary dari. Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay yang tergabung dalam suatu ekspedisi Inggris. Sejak saat itu, pendakian ke atap-atap dunia pun semakin ramai.
Di Indonesia sejarah pecinta alam dimulai dari sebuah perkumpulan yaitu “Perkumpulan Pentjinta Alam”(PPA). Berdiri 18 Oktober 1953. PPA merupakan perkumpulan Hobby yang diartikan sebagai suatu kegemaran positif serta suci,terlepas dari ‘sifat maniak’yang semata-mata melepaskan nafsunya dalam corak negatif. Tujuan mereka adalah memperluas serta mempertinggi rasa cinta terhadap alam seisinya dalam kalangan anggotanya dan masyarakat umumnya. Sayang perkumpulanini tak berumur panjang. Penyebabnya antara lain faktor pergolakan politik dan suasana yang belum terlalu mendukung sehingga akhirnya PPA bubar di akhir tahun
1960. Awibowo adalah pendiri satu perkumpulan pencinta alam pertama di tanah air mengusulkan istilah pencinta alam karena cinta lebih dalam maknanya daripada gemar/suka yang mengandung makna eksploitasi belaka, tapi cinta mengandung makna mengabdi. “Bukankah kita dituntut untuk mengabdi kepada negeri ini?.” .
.
Sejarah pencinta alam kampus (Mahasiswa Pecinta Alam) pada era tahun 1960-an. Pada saat itu kegiatan politik praktis mahasiswa dibatasi dengan keluarnya SK 028/3/1978 tentang pembekuan total kegiatan Dewan Mahasiswa dan Senat Mahasiswa yang melahirkan konsep Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK). Gagasan ini mula – mula dikemukakan Soe Hok Gie pada suatu sore, 8 Nopember 1964, ketika mahasiswa FSUI sedang beristirahat setelah mengadakan kerjabakti di TMP Kalibata. Sebenarnya gagasan ini, seperti yang dikemukakan Soe Hok Gie sendiri, diilhami oleh organisasi pencinta alam yang didirikan oleh beberapa orang mahasiswa FSUI pada tanggal 19 Agustus 1964 di Puncak gunung Pangrango. Organisasi yang bernama Ikatan Pencinta Alam Mandalawangi itu keanggotaannya tidak terbatas di kalangan mahasiswa saja. Semua yang berminat dapat menjadi anggota setelah melalui seleksi yang ketat.
.
Pada pertemuan kedua yang diadakan di Unit III bawah gedung FSUI Rawamangun, didepan ruang perpustakaan. Hadir pada saat itu Herman O. Lantang yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa FSUI. Pada saat itu dicetuskan nama organisasi yang akan lahir itu IMPALA, singkatan dari Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam. Setelah bertukar pikiran dengan Pembantu Dekan III bidang Mahalum, yaitu Drs. Bambang Soemadio dan Drs. Moendardjito yang ternyata menaruh minat terhadap organisasi tersebut dan menyarankan agar mengubah nama IMPALA menjadi MAPALA PRAJNAPARAMITA. Alasannya nama IMPALA terlalu borjuis. Nama ini diberikan oleh Bpk Moendardjito. Mapala merupakan singkatan dari Mahasiswa Pencinta Alam. Dan Prajnaparamita berarti dewi pengetahuan. Selain itu Mapala juga berarti berbuah atau berhasil. Jadi dengan menggunakan nama ini diharapkan segala sesuatu yang dilaksanakan oleh anggotanya akan selalu berhasil berkat lindungan dewi pengetahuan. Ide pencetusan pada saat itu memang didasari dari faktor politis selain dari hobi individual pengikutnya, dimaksudkan juga untuk mewadahi para mahasiswa yang sudah muak dengan organisasi mahasiswa lain yang sangat berbau politik dan perkembangannya mempunyai iklim yang tidak sedap dalam hubungannya antar organisasi.
Dalam tulisannya di Bara Eka 13 Maret 1966, Soe mengatakan bahwa :
“Tujuan Mapala ini adalah mencoba untuk membangunkan kembali idealisme di kalangan mahasiswa untuk secara jujur dan benar-benar mencintai alam, tanah air, rakyat dan almamaternya. Mereka adalah sekelompok mahasiswa yang tidak percaya bahwa patriotisme itu masih ada yang lebih berwenang untuk menentukan hidup dan mati seseorang.MAPALA, Pencinta alam atau Petualang ? Dua nama, pencinta alam dan petualang seolah-olah merupakan satu kesatuan utuh yang tidak bisa di pisahkan antara keduanya. Namun kalau dilihat secara etimologi kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia akan nampak kelihatan bahwa keduanya tidak ada hubungan satu sama lainnya. Dalam KBBI, pecinta (alam) ialah orang yang sangat suka akan (alam), sedangkan petualang ialah orang yang suka mencari pengalaman yang sulit-sulit, berbahaya, mengandung resiko tinggi dsb. Dengan demikian, secara etimologi jelas disiratkan dimana keduanya memiliki arah dan tujuan yang berbeda, meskipun ruang gerak aktivitas yang dipergunakan keduanya sama, alam. Dilain pihak, perbedaan itu tidak sebatas lingkup “istilah” saja, tetapi juga langkah yang dijalankan. Seorang pencinta alam lebih populer dengan gerakan enviromentalisme-nya, sementara itu, petualang lebih aktivitasnya lebih lekat dengan aktivitas-aktivitas Adventure-nya seperti pendakian gunung, pemanjatan tebing, pengarungan sungai dan masih banyak lagi kegiatan yang menjadikan alam sebagai medianya.
Kini yang sering ditanyakan ketika kerusakan alam di negeri ini semakin parah, dimanakah pencinta alam? begitupun dengan para petualang yang menggunakan alam sebagai medianya. Bahkan Tak jarang aktivitas “mereka” berakhir dengan terjadinya tindakan yang justru sangat menyimpang dari makna sebagai pecinta alam, misalkan terjadinya praktek-paktek vandalisme. Inilah sebenarnya yang harus di kembalikan tujuan dan arahnya sehingga jelas fungsi dan gerak merekapun bukan hanya sebagai ajang hura-hura belaka. keberadaaan mereka belum mencirikan kejelasan arah gerak dan pola pengembangan kelompoknya. Jangankan mencitrakan kelompoknya sebagai pecinta alam, sebagai petualang pun tidak. Aktivitas mereka cenderung merupakan aksi-aksi spontanitas yang terdorong atau bahkan terseret oleh medan ego yang tinggi dan sekian image yang telah terlebih dulu dicitrakan, dengan demikian banyak diantara para “pencinta alam” itu cuma sebatas “gaya” yang menggunakan alam sebagai alat.
.
.
Artikel ini berisi tentang sejarah Pecinta Alam dan Mahasiswa Pecinta Alam..!!

Rabu, 16 November 2016

Kakek Moyang Mahasiswa Pecinta Alam


Kakek Moyang Mahasiswa Pecinta Alam



Pecinta alam banyak yang justru lebih rajin ke gunung, sungai dan tebing daripada menentang Undang-undang yang berimplikasi merusak alam, melawan pelaku pencemaran atau bahu membahu menyelamatkan satwa liar yang sekarat. Padahal Soe Hok Gie yang merupakan ”kakek moyang” pecinta alam adalah demonstran tulen yang peduli dan berani melawan penguasa. 
Artinya pecinta alam sebenarnya punya ”gen” pejuang gigih yang tanpa pamrih. Namun, pecinta alam malah terkesan sebagai penikmat alam. Bukan sebagai. pecinta yang ”tulus dan penuh kasih sayang”. Tentu banyak faktor yang membuat pecinta alam terkesan seperti itu. Salah satunya adalah ketika Orde Baru di tahun 1978/79 secara paksa menerapkan konsep Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK).
.
Maka pada saat itu pula daya kritis mahasiswa untuk mengkritik kebijakan pemerintahan Suharto mulai dibuat tak berdaya. Karena konsep yang sekilas pandang “hanya” menata Bentuk Susunan Lembaga Organisasi Kemahasiswaan di Lingkungan Perguruan Tinggi, sebenarnya punya agenda tersembunyi,
yaitu menjauhkan mahasiswa dari aktivitas politik agar kekuasaan Suharto aman tanpa pengusik.
Agenda ini kemudian dibungkusdengan menanamkan doktrin bahwa : tugas mahasiswa adalah belajar sesuai dengan disiplin ilmu. Mahasiswa tak usah berpolitik karena politik tak boleh masuk kampus. Lagipula, kalau berpolitik, akan telat wisuda.
Mahasiswa ideal adalah yang rajin kuliah, lulus dalam waktu singkat dan setelah wisuda cepat dapat kerja. Akibat tatanan baru serta intens-nya Orde Baru mencekoki civitas academika dengan doktrin itu, maka lembaga kemahasiswaan di Fakultas – Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Senat mahasiswa (SM) beserta unit kegiatan dibawahnya – aktivitasnya hanya berkutat memandang, mengkaji lalu mengaitkan segala realias masyarakat dengan disiplin ilmunya semata dan tanpa melibatkan ada ”indikasi kesalahan Orde Baru” di dalamnya.
.
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat Universitas juga seperti itu. Beraktivitas sesuai judul lembaganya saja. Unit Seni misalnya, hanya mengurus kegiatan seni. Aktivis Penerbitan mahasiswa, aktivitasnya tak jauh dari sekedar belajar menulis artikel, membuat berita singkat yang jinak, lantas menjadikannya majalah, koran kampus atau buletin.
.
Begitu pula dengan lembaga Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) baik yang di Fakultas ataupun di level Universitas, sebagian besar porsi kegiatannya berbentuk aktivitas fisik di alam bebas. Sedangkan bhakti sosial dan penghijauan lebih tampak sebagai menu tambahan. Itupun cukup jarang dilakukan.
Diskusi panas membahas politik lingkungan jauh lebih jarang lagi. Bahkan boleh dikata tak ada. Kendati demikain, perkembangan pecinta alam, relatif bagus.
.
Kegiatan pecinta alam tak lagi sebatas mendaki gunung.Pecinta alam mulai mengenal panjat tebing (rock climbing) dan dinding (wall climbing). Arung jeram (rafting), Penelusuran gua (caving) dan lain sebagainya. Lomba lintas alam, kompetisi orientering, ekspedisi dalam skala besar kerap digelar.
.
Nyaris tak ada gunung, tebing, gua, hutan rimba, sungai di Indonesia yang belum didatangi pecinta alam. Pecinta alam Indonesia juga mulai mendaki gunung es di luar negeri. Gagasan mendaki tujuh puncak benua (Seven summit) secara bertahap direalisasikan. Media cetak pun sering menjadikan aktivitas pecinta alam sebagai menu utama dan publik gemar membacanya. Pertumbuhan klub atau Perhimpunan Pecinta Alam (PPA) juga tinggi.Hampir semua Perguruan Tinggi di Indonesia ada Mapala. Siswa SLTA pun tak mau ketinggalan mendirikan organisasi Siswa Pecinta Alam (Sapala). Di luar institusi pendidikan, PPAjuga banyak muncul. Tetapi, karena Mapala merupakan pelaku paling aktif sekaligus kantong massa pecinta alam terbesar, maka pola pikir Mapala lebih dominan mewarnai atmosfir pecinta alam di Indonesia.

Memang tak semua PPA itu mengerti makna hakiki pecinta alam. Tak sedikit pula yang mendirikan PPA lantaran mengikuti trend semata. Banyak juga yang cuma mengaku-ngaku pecinta alam. Mereka yang "mendadak pecinta alam" inilah yang kesana kemari mendaki gunung hanya untuk mengejar pengakuan sebagai pecinta alam. Padahal mereka tidak mencintai alam.

Situasi itu akhirnya menjadi masalah tersendiri bagi pecinta alam beneran. Karena dari sanalah kemudian pecinta alam mendapat stigma sebagai kelompok hura-hura, semau gue dan datang ke alam hanya untuk menikmati alam demi kepuasan pribadi belaka dengan cara merusak alam. Seorang penyanyi Balada yang terkenal di era 80-an Rita Rubi Hartland, melukiskan situasi tak sehat itu melalui lagunya berjudul Pecinta Alam :
Pendaki gunung, sahabat alam sejati Jaketmu penuh lambang, lambang kegagahan
Memploklamirkan dirimu pecinta alam
Sementara maknanya belum kau miliki
Ketika aku daki dari gunung ke gunung Disana ku temui kejanggalan makna
Banyak pepohonan merintih kepedihan
Dikuliti pisaumu yang tak pernah diam
Batu batu cadas merintih kesakitan
Ditikam belatimu yang bermata ayal
Hanya untuk mengumumkan pada khalayak
Bahwa disana ada kibar bendera mu
Oh alam, korban keangkuhan
Maafkan mereka yang tak mengerti arti kehidupan



Patriotisme Soe Hok Gie Plus – minus dari semaraknya dunia pecinta alam diatas, secara langsung menunjukan keberhasilan rejim Orde baru menjauhkan pecinta alam dari isu pencemaran lingkungan, masalah pembalakan hutan yang menghancurkan keanekaragaman hayati, kasus pertambangan yang merusak lingkungan. Kebakaran hutan dan sebagainya.
Orde Baru juga berhasil menumpulkan daya kritis pecinta alam terhadap Undang - undang (UU) dan Peraturan lainnya yang sebenarnya berpotensi besar merusak alam. Akibatnya, pecinta alam lalai dengan masalah alam dan apatis terhadap aktivitas politik yang berkaitan dengan alam. Parahnya lagi, banyak pecinta alam yang malah beranggapan, pecinta alam yang baik justru tidak bersentuhan dengan politik. Mereka ke alam justru untuk menjauh dari hingar bingar politik. Di mata mereka, politik dan pecinta alam merupakan dua hal berbeda yang haram disatukan.
Padahal, masuk ke wilayah politik dan juga demonstrasi hakekatnya bukan hal asing bagi pecinta alam.

Karena Soe Hok Gie, yang merupakan kakek moyang pecinta alam adalah seorang demonstran tulen, aktivis mahasiswa yang cerdas, kritis, berani, peduli kepada rakyat dan sangat patriot. Jika ada penyelewengan, Soe Hok Gie langsung cepat beraksi.
Saya putuskan bahwa saya akan demonstrasi. Karena mendiamkan kesalahan adalah kejahatan”,
begitu yang sering diteriakannya. Pecinta alam ke gunung bagi Soe Hok Gie, bukan karena menghindar dari carut-marut politik.

Pecinta alam ke gunung justru karena tak percaya dengan slogan-slogan kosong dan hipokrisi (kemunafikan). Dengan kata lain, ke gunung merupakan sikap “perlawanan” pecinta alam terhadap slogan dan kemunafikan tersebut.
Pecinta alam punya cara sendiri untuk membangun karakter bangsa (National building character), yaitu dengan mengenal Indonesia dan rakyatnya secara langsung.

Kata Soe Hok Gie
“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia - manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”

Hebat betul methode Soe Hok Gie membangun karakter bangsanya. Methodenya bukan hanya cespleng menumbuhkan patriotisme, mengenal langsung kehidupan bangsa, melainkan sekaligus menyehatkan generasi muda secara fisik dan mental. Pemikiran Soe Hok Gie memang terkenal kreatif, jauh ke depan dan berbeda dari yang lain.Itulah yang membuat pikiran – pikirannya banyak mempengaruhi gerakan mahasiswa yang akhirnya berhasil menumbangkan kekuasaan Orde Lama. Di masa peralihan kekuasaan itu, mudah saja bagi seorang Soe Hok Gie bergabung di barisan Orde Baru lalu menghamba kepada Suharto dan kemudian hidup nyaman.
.
Namun karena Orde Baru dinilainya tak lebih baik dari Orde lama, Soe hok Gie kembali bereaksi keras.
Soe Hok Gie yang merupakan eksponen 66 – seangkatan dengan Akbar Tanjung, Cosmos Batubara dll -- termasuk aktivis pertama yang berani mengkritik habis-habisan Orde Baru.

Soe Hok Gie memang terkenal konsisten terhadap prinsip perjuanganya. Baginya, lebih mulia
”menjadi pohon oak yang berani menentang angin daripada menjadi kawanan pohon bambu”. Sekawanan bambu walaupun banyak tapi mudah doyong padahal hanya ditiup angin sepoy. Ia tak peduli siapa yang berkuasa, jika menyeleweng, akan dilawannya. Ia tak takut ancaman. Tak pula gentar kendati harus berjuang sendiri.
Bagi Soe Hok Gie, “Lebih baik diasingkan daripada menyerah terhadap kemunafikan”

Sayangnya, Soe Hok Gie pergi terlalu cepat. 16 Desember 1969,Soe Hok Gie menghembuskan nafas terakhirnya di tanah tertinggi di Pulau Jawa. Puncak Semeru.
Namun, nila -nilai patriot yang ditinggalkanya tak ikut hilang. Spirit perjuangannya tetap berkobar di sanubari pecinta alam dan generasi muda Indonesia.


Kode Etik dan Peristiwa Malari Tak sampai lima tahun sepeninggal Soe Hok Gie, pecinta alam se indonesia kembali bertemu di Gladian IV Ujung Pandang. Di banding yang sebelumnya, Gladian ini sangat istimewa sekaligus paling bersejarah, karena melahirkan Kode Etik Pecinta Alam yang hingga sekarang masih berlaku di dunia pecinta alam di Indonesia. Saya memang belum menemukan data rinci tentang Gladian IV tersebut, namun melihat Kode Etik Pecinta Alam yang disahkan pada akhir Januari 1974, saya berasumsi peserta Gladian IV merupakan pecinta alam , aktivis cerdas, kritis, pemberani, patriot, peduli kepada rakyat dan berwawasan jauh melampaui jamannya. Asumsi itu didasarkan karena bulan Januari 1974 situasi Indonesia mencekam. Kemudian -- dilandasi spirit perjuangan eksponen 66 (Soe Hok Gie cs)

-- mahasiswa dari berbagai Universitas di Indonesia yang diwakili oleh masing-masing ketua Dewan Mahasiswa (Dema) berkumpul di Jakarta. Lalu menemui Presiden Suharto. Namun, pertemuan ini tak membawa hasil signifkan untuk menuntaskan situasi di Tanah Air yang mencekam tersebut. Mahasiswa kecewa.Situasi memanas. Akhirnya muncul peristiwa yang hingga sekarang masih dianggap kontroversial, Malapetaka 15 Januari 1974 atau Peristiwa Malari.
Tanggal pengesahan Kode Etik Pecinta Alam hanya terpaut kurang dari dua minggu dari Peristiwa Malari. Dengan demikian, sangat mungkin sebagian peserta Gladian adalah aktivis Mapala yang juga anggota Dema. Atau pengurus Mapala yang merupakan teman bertukar gagasan anak - anak Dema. Mereka satu kampus dan sebagai sesama aktivis, anggota Mapala dan Dema pasti sering bertemu. Dalam menyikapi situasi yang sama, pola pikir sesama aktivis tentulah saling mempengaruhi, lalu saling menguatkan hingga kemudian tak lagi berbeda. Kesamaan pola pikir itu terlihat jelas karena antara muatan Kode Etik Pecinta Alam dengan tujuan perwakilan mahasiswa Indonesia berkumpul di Jakarta mempunyai target akhir yang persis : ingin kehidupan berbangsa ini menjadi lebih baik. Jelas itu cita-cita mulia.
Cita-cita seperti itu tak mungkin digagas oleh mereka yang bermental korup, rela menjual bangsa demi keuntungan kelompoknya. Cita-cita semulia itu hanya lahir dari mereka yang berjiwa patriot, peduli pada bangsa dan tanah airnya. Hanya mereka yang kritis, pemberani serta berwawasan jauh dan luas yang bisa membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik.
Bukan oleh mereka yang hipokrisi. Itulah sebabnya, Kode Etik Pecinta Alam Indonesia sarat dengan nilai religius untuk menghamba kepadaNya. Patriotisme. Sikap hormat kepada sesama anak bangsa. Serta upaya terus menerus untuk menjaga kesatuan, saling menghargai dan bantu-membantu dalam rangka menjadi manusia Indonesia seutuhnya agar bangsa ini tambah maju.


Garis sikap yang ditunjukan Kode Etik Pecinta Alam, juga sangat jelas : mengabdi kepada Tuhan bangsa dan tanah air. Bukan kepada Negara.Bukan kepada penguasa. Juga tidak kepada UU dan Peraturan yang merugikan rakyat. Keberpihakan pecinta alam adalah pada rakyat. Pada alam yang menjadi korban UU. Pada sungai yang tercemar. Pada hutan korban pembalakan liar dan pada satwa liar yang hidupnya dirampas. Musnahkan pembodohan Orde Baru Walaupun Orde lama dan Orde Baru telah almarhum, namun kondisi di era reformasi sekarang ini tak jauh berbeda dengan kondisi di kedua Orde yang sama-sama ditumbangkan mahasiswa itu. Korupsi masih marak. Eksploitasi sumber daya alam masih berlangsung secara luar biasa. Pengkavlingan hutan untuk disulap menjadi kebun skala raksasa yang cuma menguntungkan segrlintir penguasa dan pengusaha masih terjadi. Birokrat yang gemar disuap masih rajin mengeluarkan sertifikat Amdal (Analisis Masalah Dampak Lingkungan) untuk perusahaan yang jelas-jelas menimbulkan pencemaran air, tanah dan udara. Musnahnya doktrin Orde Baru ternyata juga tak serta merta membuat pola pikir pecinta berubah jauh.
Masih banyak yang menganggap aktivitas pecinta alam hanya ndaki gunung, ngarung, manjat, nyusuri luweng, ikut lomba Orientering menghadiri seminar masalah outdoor acyivity dan sesekali menjadi penggembira pertemuan pecinta alam tingkat Nasional. Lalu, berphoto dan di-upload ke facebook. Terhadap masalah-masalah bangsa tadi, pecinta alam harusnya tak lagi menjadi penonton pasif. Melainkan harus berinisiatif mengambil peran sebagai kelompok penekan (pressure group). Pecinta alam harus berani mengkritisi keputusan politik yang berbentuk UU, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah (Perda) dan lain sebagainya. Itu semua mutlak dilakukan karena sering kali pembiaran-pembiaran dan keputusan politik itulah yang menjadi penyebab legal lahirnya pembalakan liar, korupsi dana reboisasi, eksploitasi besar-besaran yang mebuat alam rusak secara permanen, menyempitkan wilayah hidup ratusan satwa liar, membinasakan keanekaragaman hayati, melahirkan berbagai jenis pencemaran.dan aneka bentuk kerusakan lainnya. Pola pikir warisan Orde baru harus mulai pula dikikis habis.

Pecinta alam harus memberi porsi lebih untuk aktivitas konservasi, reboisasi maupun aktivitas lainnya untuk merawat dan menjaga alam. Pecinta alam harus berani menganggap kepedulian dan sikap kritis terhadap alam lebih penting dari latihan panjat tebing, arung jeram, maupun ekspedisi pendakian. Agar sisa pembodohan Orde Baru yang sekian lama menggelapi dunia pecinta alam tak lagi hidup, tak ada salahnya di Pendidikan Dasar (Diksar) pecinta alam dikenalkan secara detil pemikiran-pemikiran Soe Hok Gie. Gagasan besarnya, keberaniannya, kecerdasan dan sikap pedulinya kepada teman dan rakyat negeri ini. Sepantasnya pecinta alam bangga, ”Kakek moyangku seorang demonstran”. Pendalaman nilai-nilai yang terkandung di Kode Etik Pecinta Alam wajib pula disampaikan pada peserta Diksar.

Karena barisan kalimat dalam Kode Etik Pecinta Alam bukanlah slogan kosong tiada arti. Melainkan seperangkat aturan moral, tuntunan perilaku, visi dan misi sekaligus merupakan “sumpah jabatan”pecinta alam. Sebab, ketika seseorang mengikrarkan dirinya sebagai pecinta alam, maka pada detik itu pula ia berkewajiban melaksanakan, menghormati dan mengedepankan nilai luhur yang terkandung dalam Kode Etik Pecinta Alam tersebut. Dengan mengenal pemikiran Soe Hok Gie dan memahami makna agung Kode Etik Pecinta Alam, Pecinta alam juga akan dapat melihat ada tautan tak terpisahkan antara Soe Hok Gie dengan inisiator Kode Etik Pecinta alam.

Sejarah pecinta alam memang perlu dipahami. Karena dengan memahami sejarahnya pecinta alam akan lebih gampang merancang masa depannya. Lebih dari 40 tahun lalu, Soe Hok Gie menggagas, ke gunung adalah untuk mengenal bangsa dan tanah air dari jarak dekat. Agar tumbuh patriotisme. Dengan demikian, Soe Hok Gie menempatkan pergi ke alam hanyalah sebatas cara. Bukan tujuan. Kemudian, sekian puluh generasi terbaik pecinta alam Indonesia yang berkumpul dalam Gladian IV Tana Toraja Sulawesi Selatan. Juga tak menjadikan mendaki gunung, arung jeram, panjat tebing, apalagi lomba lintas alam sebagai tujuan pecinta alam.Mereka justru memperjelas, melengkapi sekaligus membuat gagasan turunan dari pemikiran pendahulunya, Soe Hok Gie.

Bahwa pecinta alam adalah aktivitas nyata membangun karakter bangsa dan tujuan akhir pecinta alam adalah menjadi bermanfaat bagi bangsa dan tanah air. Bermanfaat tersebut tentu tak identik dengan harus menjadi Menteri Kehutanan, menjabat sebagai Kepala Bapedal, sebagai Polisi Kehutanan, petugas kebun binatang atau ikut-ikutan sebagai pengurus Partai Politik. Mengadakan gerakan boikot terhadap produk tertentu yang dihasilkan dengan merusak alam juga merupakan perbuatan bermanfaat bagi bangsa ini.

Mendidik generasi penerus pecinta alam agar berani sehingga tak gentar melawan kesewenang-wenangan penguasa, juga perbuatan mulia. Membuat Petisi solidaritas alam juga perbuatan terpuji. Berdemonstrasi dalam skala besar yang terorganisir secara Nasional untuk membela alam, juga termasuk perbuatan berguna.

Beranikah pecinta alam melakukannya?

”Hidup adalah soal keberanian menghadapi yang tanda Tanya. Tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar.Terimalah, dan hadapilah” (Soe Hok Gie)

Sumber Tulisan Milik bung Ahyar Stone : "Sekali pecinta alam selamanya pecinta alam"

 
GEMAPALA BBC
UKM INSTITUT AGAMA ISLMA BUNGA BANGSA CIREBON
(IAI BBC)

- Dewan Perintis
-Angkatan  I
-Angkatan II







Kamis, 18 Juni 2015

Sukses Juga Berhak Menghampiri Mahasiswa yg Belajar Di Perguruan Tinggi Swasta/Non Negeri .

            Banyak darimu yang merasa duduk di Perguruan Tinggi Non Negeri adalah hal yang berat. Tetapi, kamu juga perlu open minded tentang hal-hal berikut ini. Mungkin ini bisa membuat kalian tegar dan lebih berusaha lagi.
Cekidot . .

1. Yang dilihat adalah proses dan hasilnya. Bukan pada awal mula siapa dan dari mana mereka berasal.



Proses dan hasil akhir menjadi ''siapa kamu'' itu lebih penting via : gambar di ambil dari google
        ‘’Agar menjadi sesuatu yang bernilai tinggi dan berguna, dapat dimulai dari input, kemudian proses, lalu mengubahnya menjadi sebuah output. Kenyataannya semua input berasal dari barang yang tidak bernilai, bahan mentah. Tetapi yang terpenting adalah mengubahnya, memproses bahan baku tersebut entah dari kualitas yang baik atau buruk itu menjadi sesuatu yang nantinya dapat digunakan dan menjadi sebuah barang jadi dengan berbagai manfaat yang dihasilkan.’’
             
            Perlu kamu tau gaes, bukan masalah kualitas baik atau buruknya. Tetapi bahan baku itu bermula dari sesuatu yang memang "bukan apa-apa alias mentahan’’. Kualitas hanya dapat dilihat ketika sesuatu itu telah dihasilkan menjadi output, apakah High Quality or Low Quality, tentunya dengan proses yang sangat panjang, dan bagaimana metode yang digunakan dalam proses tersebut.
Inilah sama halnya yang terjadi pada kita semua, bahwa tidak penting dari mana kita berasal, kita bersekolah, asalkan kita bisa menjalani proses tersebut dengan baik, penuh ketekunan, dan sesuai prosedur maka kita bisa menjadi seseorang yang sukses dalam karir kita kemudian hari. .
Catett tah Aikamu. . hahanyinggg :(((

2. Untuk kalian yang suka meremehkan: jangan banyak melihat dari kover. Mengetahui detail seseorang/personal seseorang bisa lebih memperkuat persepsimu.





Don't judge by her cover, haha saeutik sih bisa bahasa inggris Oge. . Okee Lanjut brada,
‘’Apakah kalian bisa mengukur kecerdasan dan potensi seseorang hanya berdasarkan sesuatu yang mereka kenakan?‘’
Yang terlihat manis, belum tentu manis di dalamnya. Yang terlihat pahit dan hitam, belum tentu ''bad taste'' di dalamnya. Semua orang punya potensi masing-masing. Kebanyakan orang tidak peduli dengan apa yang ada di dalam diri seseorang. Mereka lebih senang untuk mencemooh orang-orang yang terlihat salah di banyak persepsi mereka, tanpa tahu detail seseorang tersebut.
Segala sesuatu yang tampak dari luar bukanlah satu-satunya alat pengukur potensi seseorang atau bahkan personal seseorang.

3. Segala sesuatu dapat berubah ketika kamu melakukan usaha yang maksimal.



Maksimalkan usaha dan potensimu. via: gambar di ambil dari Google

          Setiap manusia diberi keleluasaan untuk mengatur hidupnya, untuk berusaha lebih giat. Tidak ada yang didiskriminasi, baik mahasiswa yang berasal dari PTN atau PTS. Mereka semua sama-sama diberikan keleluasaan oleh Tuhan untuk mencapai kesuksesan di dalam karir mereka masing-masing, tanpa kecuali. Jadi, berusahalah kalian yang berasal dari PTS.
Jangan berkecil hati karena kalian juga berhak untuk sukses! Don’t give up! :)

4. Banyak yang bisa sukses dalam karir atau bisnis. Banyak di antaranya ternyata berasal dari Universitas Non Negeri/Swasta.



CEO Tokopedia yang berasal dari PTS via http://www.infokomputer.com

       Siapa yang tidak mengenal Tokopedia? Saat ini, situs belanja online itu telah banyak dikenal masyarakat. Tapi tahukah kamu jika pendiri Tokopedia berasal dari mahasiswa PTS di Indonesia? Yep! Mereka adalah CEO Tokopedia, William Tanuwijaya dan Leontinus. Mereka berasal dari PTS Binus. Mereka tidak datang dari PTN di mana PTN seolah-olah dianggap menjadi  perguruan tinggi terbaik di Indonesia selama ini.
Pada akhirnya, CEO Tokopedia di atas adalah salah satu contoh bahwa kamu yang berasal dari PTS juga berhak dan berpotensi untuk sukses.

5. Jangan terlalu membanggakan almamater di mana kalian berasal. Pada akhirnya, orang di sekelilingmu menunggu hasil akhirmu.



        Tanpa disadari, orang-orang di sekitar kalian menunggu garis finish kalian via http://www.wm.edu

        Membanggakan dari mana kalian berasal, tidaklah menjadi sebuah masalah besar. Tetapi apa jadinya jika kalian terlalu membanggakan diri dengan almamater kalian sedangkan kesuksesanmu belum tentu tercapai? Almamater hanyalah sebuah sarana untuk mencapai target dalam hidupmu. Kuncinya adalah di tanganmu sendiri!
     Pada akhirnya, tidaklah penting dari mana kalian berasal, karena orang-orang di sekelilingmu hanya melihat sisi luarmu. Dengan kata lain, orang-orang sekeliling menunggumu, bagaimana atau sejauh mana hasil yang dapat kamu tempuh, apakah itu sesuai dengan apa yang kamu dapatkan selama ini, atau hanya menjadi seseorang yang sia-sia? Itulah yang hanya akan dipikirkan oleh orang-orang sekitarmu, maka…
       Pembuktian adalah sesuatu yang harusnya bisa kamu lakukan, tidak peduli dari mana kamu berasal. Tidak ada gunanya jika seseorang membanggakan diri karena berasal dari universitas negeri bergengsi, tetapi hasil akhirnya adalah ‘’nol’’ atau menjadi pengangguran. Di mana seharusnya kamu dituntut agar dapat mengurangi tingkat pengangguran dalam negeri yang terhitung "sebagian besar dari mereka adalah lulusan sarjana", sehingga kalian yang sedang menempuh pendidikan di universitas non negeri atau swasta "don’t be panic!"
Kamu masih punya kesempatan untuk melakukan pembuktian untuk sukses dalam karirmu. Mungkin justru darimana kalian berasal itulah yang dapat memotivasi dirimu supaya bisa mencapai target-target di masa depan nanti. CATETT BAIK" Aikamuu :(((
"Karena yang terpenting adalah kualitas dan potensi yang kamu miliki untuk menggunakan peluang menuju pintu kesuksesan."
  Persembahan Buat kampus ku tercinta  institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon ( IAI BBC )
Salam Dari Mahasiswa Absurd . hehe :(((

Sabtu, 09 Mei 2015

Jangan Suudzon, Inilah 20 Alasan Mahasiswa Tua Betah di Kampus.

Mendikbud mengeluarkan aturan yang membatasi masa studi mahasiswa S1 hanya 10 semester. Ya, 5 tahun. Bagi mahasiswa PKTB (Penggemar Kuliah dan Taat Belajar) peraturan ini nggak ngefek. Tapi buat mahasiswa yang ingin berlama-lama di kampus, aturan ini patut digugat ke Mahkamah Konstitusi.

Selama ini, mahasiswa yang lama lulus selalu menerima stigma negatif. Komentar orang-orang terhadap mereka cenderung negatif. Ada yang menuduh mereka nggak niat kuliah, ada yang nuduh bodoh, bahkan ada yang nuduh kurang nutrisi sehingga sel otak tidak bekerja sempurna.
Lepas dari tuduhan-tuduhan itu, lulus lama di kampus tidak selalu buruk. Kalau mau kita gali lebih dalam, ada beberapa alasan yang bisa diterima.

1.Cinta Ilmu Pengetahuan
       Jangan ketawa dulu baca poin ini. Ada lho (meski entah di mana) orang yang suka sama ilmu pengetahuan melebihi kesukaannya pada makanan. Buat mereka, ilmu pengetahuan adalah ladang buah yang menyajikan kesegaran di mana-mana.
Nah, buat orang seperti itu, kampus adalah habitat yang tepat. Di sana dinamika keilmuan sangat cepat. Selalu ada diskusi, seminar, dan workshop gratis untuk didatangi. Selalu ada bazaar buku oleh Raja Murah. Selalu ada jurnal ilmiah yang siap dibaca.
Kalau orang seperti ini cepat lulus, kesenangan seperti itu akan hilang. Dia harus kerja, cari duit buat bertahan hidup. Kalau yang pulang kampung, dia harus angon kebo lagi. Kebahagiaannya akan berkurang drastic.

2. Bangga Bergelar Agent of Change
       Gelar sebagai mahasiswa itu keren. Status sebagai mahasiswa membuat orang bisa kritik pemerintah sekeras-kerasnya tanpa khawatir akan di-Florence-kan. Cuma mahasiswa yang merasa dirinya berhak mencegat tanki pengangkut BBM dan menawaannya.
Prestise-prestise itu masih ditambahi lagi dengan gelar agent of change. Agen Perubahan! Keran kan? Siapa pula yang mau melepas gelar sekeren itu? Apalagi kalau Cuma ditukar dengan gelar baru: pengangguran terdidik.

3. Belum Lunasi Nazar
        “Kalau gue ketrima di Komunikasi UI, sebelum lulus gue mau puasa 40 hari berturut-turut,” begitu katanya. Lha dalah, jangankan puasa 40 hari puasa. Nggak ngemil 3 jam aja udah merasa jadi orang paling sengsara.

4. Antara Penting Nggak Penting

           Pendidikan formal itu kadang penting nggak penting. Kenapa penting? Cuma dengan lulus pendidikan formal seseorang bisa diakui sebagai manusia terpelajar. Mau lamar kerja harus pakek ijazah, nglamar pacar juga pakek ijazah. Besok-besok, mau naik angkot juga harus pakek ijazah kayaknya.
Tapi, pendidikan formal kadang juga tidak penting. Yang dipelajari selama kuliah kadang nggak aplikatif. Teorinya diipor dari Eropa dan Amerika. Banyak sarjana yang kualitas berpikir dan attitude-nya nggak lebih baik dibanding lulusan SD. Ciyus!

5. Asyik Kerja Sambilan
         Kerja sambilan itu enak lho. Asal bukan jadi agen MLM Kapal Pesiar, sih. Selain waktu kerjanya relative fleksibel, penghasilan yang didapat bisa lebih besar dari pekerja 9 to 5 lho.
Nah, akalu udah rasakan nikmatnya punya duit, mahasiswa kadang lupa kuliah. Kerja itu capek lalu dapet duit. Lha kalau kuliah, udah capek, harus bayar pula.

6. Belum Pernah Demonstrasi
               

               Banyak mahasiswa mengukur eksistensinya ddengan demokrasi. Makin sering turun ke jalan, makin eksis lah dia. Nah, mahasiswa tipe ini pasti nggak rela aklau lulus kuliah sebelum berdemo. Maka, dari ke hari dia berharap pemerintah bikin kebijakan controversial biar bisa ia demo. Baginya, naik di atas bak terbuka dan berorasi sama kerennya dengan konser music dengan ribuan penonton.
7. Jatuh Cinta Dosen Cakep
               Di kampus banyak banget dosen cakep. Single pula. Mungkin karena dosen adalah makhluk terpelajar, mereka tampak menarik dari lainnya.
Dosen cakep adalah hiburan buat mahasiswa. Bukan sekedar hiburan, lama-lama mahasiswa nge-fans. Kalau sudah begitu, mahasiswa nggak rela lulus. Kelulusan hanya akan membuatnya jauh dari dosen idamannya.
8. Dosen Tidak Bisa Ditemui
             Orang-orang dengan jam terbang tinggi, kadang lupa teori-teori mendasar. Mike Tyson misalnya, mungkin lupa cara memakai sarung tinju dengan benar. Seorang sopir berpengalaman mungkin lupa bahwa radiator harus selalu terisi air.
Nah, begitu juga dosen. Ada yang lupa bahwa tugas pokoknya adalah ngajar. Dosen tipe ini selalu punya alasan menelantarkan mahasiswa. Sedang penelitian lah, di luar kota lah, di panggil menteri lah. Macam-macam alasannya. Dosen yang begini, jelas akan membuat mahasiswa kesulitan bimbingan. Lulusnya bakal lamaaaaaaaa…

9. Internet Cepet dan Gratis
           Di Starb*cks kamu harus beli kopi sehara 45 ribu biar bisa menikmati free wifi 3 jam. Di kampus, setiap mahasiswa boleh pakai wifi sepuasnya. Kecepatanya juga lumayan, paling tidak kalau dibanding Smart***n atau Indo**t.
Dengan kecepatan 5 MBps, mahasiswa bisa download apa pun. Kalau kecepatannya lagi full, mahasiswa bahkan suka download 5 film dalam semalam.
Film action buat ditonton bareng teman se-geng. Film motivasi ditonton kalau lagi sedih. Film komedi ditonton kalau lagi kesepian. Film romantic buat ditonton sama pacar. Film XXX ditonton kalau sedang pengin riset anatomi tibuh manusia.

10. Disandera Ibu Kos
        Kamu nunggak kos 3 tahun? Kalau itu terjadi, ibu kos tidak akan membiarkan kamu melenggang bebas. Dia akan menahanmu sampai hutangmu terbayar lunas.

11. Biar Dapat Beasiswa
              Ada beasiswa yang bisa kasih kamu uang kuliah, biaya hidup, biaya buku, dan riset sampai Rp4 juta per bulan. Nominal itu sama besarnya dengan gaji manager hotel bintang tiga. Dari perspektif ekonomi, income sebesar itu cukup untuk menghidupi diri sendiri dengan sedikit hura-hura.
Kalau kamu lulus, beasiswa bakal dicabut. Setelah itu kamu harus nyari kerjaan. Sebagai pegawai baru, berapa gaji yang kamu dapet? Rp1,5 juta. Kalah jauh sama buruh di Jakarta, Bro.

12. Nunggu Pacar yang Adik Kelas supaya Wisuda Bareng
                     Mungkin kamu pacaran sama adik kelas dan sudah janji wisuda bareng. Menurutmu, wisuda bareng pacar itu bahagianya bisa dua kali lipat. Ya, mau nggak mau kamu musti nunggu.
Masalahnya adalah: sekarang kamu semester 13 dan pacarmu baru aja selesei OSPEK!

13. Habiskan Uang Negara
                    Pemerintah menggelontorkan dana APBN 20 persen ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tiap tahun. Jumlahnya lebih dari 200 triliun.
Nah, oleh Kemdikbud, sebagian dana itu disalurkan ke berbagai perguruan tinggi dalam bentuk Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Jumlahnya kadang cukup banyak sehingga kampus tidak bisa menghabiskannya 100 persen.
Nah, dengan tetap di kampus, kamu membantu Rektor menghabiskan jarah subsidi yang diterima dari negara. Bukankah kinerja instansi pemerintah sekarang diukur berdasarkan daya serap anggaran? Makin boros, makin prima.

14. Seniman Sejati
             
Kalau kamu lihat ada orang gondrong tapo botak (Abu banget! Sastra Indonesia Unnes, 2005), kusam, jeans-nya sobek sana sini berkeliaran di kampus, dia bukan peminta-minta. Dia adalah mahasiswa.
Cuma bedanya, dia sudah telanjur dikutuk jadi seniman. Akibatnya, dia tidak mau mikir teori ini itu di kelas. Yang dia pikirkan adalah bagaimana bekreasi.
Mahasiswa seniman seperti ini akan datang ke kampus malam hari buat latihan teater, baca puisi, atau sekadar ngopi. Aktivitas itu dijalani sampai pagi. Saat dosen datang buat ngajar, dia malah pulang buat tidur.

15. Pengin Jadi Profesor Fotografi
               Bagi pecinta fotografi, tidak ada kebanggan yang lebih bikin dada kamu membusung selain menang kompetisi salon photo. Meski nggak dapet hadiah, kamu akan dapat gelar sebagai profesor fotografi. Ada profesor landscape, profesor portrait, profesor colour, profesor B/W. Mereka sampai hafal tempat-tempat yang cocok untuk hunting foto. Untuk memnangi lomba itu, kamu perlu ribuan kali memencet shuter. Jangankan untuk urus skripsi. Pacar aja diparkir.

16. Pengin Menaikkan Rasio Pemuda Terpelajar
                  Prosentase anak muda kuliah, sekarang hanya 18 persen. Artinya, di antara jutaan anak muda usia kuliah, hanya 18 persen yang bisa mengakses perguruan tinggi.
Pemerintah berupaya meningkatkan jumlah itu, paling tidak 30 persen pada tahun 2020. Dengan berlama-lama di kampus, kamu membantu pemerintah menaikkan rasio itu.

17. Mencegah Penambahan Pengangguran
                     Jumlah sarjana di republic ini terus bertambah setiap tahun. Menurut Organization for Economic Coopertaion Development (OECD), Indonesia menyumbang 6 persen sarjana di seluruh dunia.
Sayangnya, tidak semua kelompok terdidik ini dapat pekerjaan. Menurut Kementerian Tenaga Kerja, ada 7 juta pengangguran di Indonesia. Dan: 610 ribu di antaranya adalah sarjana.
Kalau kamu lulus tapi belum punya job, jumlahnya akan bertambah menjadi 610.001. Menahan diri untuk tetap menjadi sarjana berarti menjaga jumlah itu tidak bertambah.

18. Khawatir Ditawari Nyaleg
           Partai adalah lembaga sosial yang paling gagal mereformasi dirinya. Dari dulu sampai sekarang, partai jadi lembaga yang tidak sehat, baik secara financial maupun intelektual. Mereka juga gagal melahirkan kader-kader handal.
Kondisi ini memaksa partai merekrut orang nonprati. Jelang pileg, mereka perlu orang-orang yang (agak) terpelajar untuk menjadi caleg. Kalau kamu aktivis, pintar berorasi, dan sarjana, kamu tidak akan terhindar dari tawaran itu.

19. Nggak Mau Dijodohkan
               Ibu sudah menjodohkanmu dengan teman masa kecilmu di kampung. Acara ijab qobul siap dilaksanakan kapan pun saat kamu lulus kuliah. Padahal kamu sedang pacaran dengan teman sekampus.

20. Takdir
               Bisa jadi (ini bisa jadi lho!) saat usiamu 4 bulan dalam kandungan, ada yang telah mencatatkan namamu sebagai mahasiswa drop out.
Tapi tidak usah minder deh. Kalau kamu DO, berarti kamu sudah punya satu kesamaan dengan Mark Zucerkburg (pemilik Facebook, DO dari Harvard), Bill Gates (pemilik Microsoft, DO dari Harvard), Lawrance Ellison (founder Oracle, DO dari University of Illinois), juga Michael Dell (pemilik Dell Computer, DO dari University of Texas).


Persembahan dari ;
  CIREBON KOTA KECIL DENGAN SEJUTA KENANGAN

Memento dan Kenangan Kecil yang Membuatmu Rindu Pada Masa Nge-Kost.

              Kalau kamu pernah merasakan pengalaman sebagai anak kostan, kamu pasti bakal bilang kalau ngekost adalah pengalaman yang nggak bakal kamu lupakan seumur hidupmu. Selama hidup jadi anak kost, banyak cerita suka dan duka yang kamu rasakan. Kenangan tentang kamar kostmu, teman-teman satu kostan, ibu kost, dan semua-muanya masih teringat jelas di kepalamu.
Masa-masa ngekost buatmu adalah momen untuk merasakan kebebasan yang tak ternilai harganya. Hidup jauh dari orangtua, tanpa larangan ini itu membuatmu rindu ingin kembali mengulangi mas itu sekali lagi. Kenangan apa sih yang kamu rindukan saat kamu ngekost dulu? Apakah sama dengan rasa rindu yang dirasakan oleh pembaca ini? Yuk nostalgia lagi ke masa-masa ngekost yuk!


Hak dan kebebasan yang paling hakiki sebagai anak kostan adalah bisa bangun pagi di siang hari!

Mau bangun siangan? Gak ada yang marahain.

“Kangen tidur sepuasnya dan bebas bangun jam berapa aja kalo gak ada jadwal kuliah.
 Agunk,18, Cirebon
Kapan lagi kita bisa bangun dan tidur seenak udel sendiri kalau bukan saat masa-masa ngekost? Mau bangun pagi di siang hari juga nggak ada yang marahin kamu. Apalagi kalau besoknya nggak ada kuliah, kamu bebas deh mau bangun jam berapa aja.

Ritual bangung pagi anak kost:

Jam 05.00 : Alarm pagi  –> Bangun, matiin/ snooze alarm
Jam 06.00 : Ibu nelepon buat bangunin
Jam 06.05 : Tidur lagi
Jam 07. 00: (akhirnya) bangun juga
Jam 07.00 – 11.00 : Ngulet + guling-guling di kasur sampe negara api menyerang


Anak kostan nggak percaya sama Rhoma Irama. Karena begadang itu selalu ada artinya bagi anak kostan.

Ada aja yang dikerjain di malam hari.

“ begadang sampai jam berapa aja gak ada yang ngelarang.”
Iponk,17, Cirebon

Begitu juga kalau malam hari. Anak kost mana yang nggak demen begadang? Jam ngantuknya udah nggak jelas, pokoknya semeremnya mata aja. Anak kost itu mirip hamster sama landak mini — jauh lebih aktif di malam hari ketimbang siang hari. Ada aja yang dikerjain di malam hari. Entah nonton film lah, online lah, main bareng temen-temen lah atau masih ngerjain tugas kuliah.
Tapi, kalaupun kamu bukan anak yang doyan begadang, tapi saat teman-teman lagi pada nginep di kostanmu, jangan harap deh bisa tidur cepet. Temenmu nggak bakal rela lihat matamu merem. Sekalinya merem, bisa-bisa kakimu dibakar pakai korek api!

Acara ngumpul-ngumpul di kamar kost bareng teman-teman emang paling seru. Tapi setelahnya kamu kaget karena kamarmu hancur berantakan!


kamarmu jadi kayak kapal pecah.

“Nonton film bareng di kamar dan mereka sukses bikin kamar'' kayak kapal pecah.”
Cirebon

jaman-jaman ngekost, agenda kumpul-kumpul bareng teman-teman adalah momen yang paling seru. Kalau kamar kostmu adalah tempat yang sering jadi base camp ngumpul teman-teman kampus atau kostan, mau nggak mau kamu harus mau nerima kenyataan kalau kamarmu nggak akan pernah bisa rapi dan bersih. Ngarep kamar-kamar lucu yang kayak di Tumblr? Ahhh… itu cuma mitos, yang ada kamarmu malah terlihat kayak bantar gebang!
Tapi, meskipun dulu kamu capek dan dongkol saat melihat kamarmu berantakan seperti kapal pecah karena tingkah laku teman-temanmu, momen keramaian, kelucuan, dan kekacauan di kamarmu adalah momen yang akan sangat kamu rindukan saat kamu nggak lagi ngekost. Selepas kuliah dan tak lagi ngekost, kamu akan sulit mengulangnya kembali, karena kamu dan teman-temanmu sudah punya kesibukan masing-masing.


 Jadi anak kost sering merana di saat akhir bulan. Satu-satunya harapanmu sebagai penyambung hidup cuma mie instan.


mie instant penyambung hidup anak kosan di akhir bulan,
“ momen kelaparan, gajian kurang 3 hari uang tinggal 20 , akhirnya cuma bisa borong soto , rendang dalam bentuk mie instan.”


Nah, kalau momen yang satu ini adalah nasib dan derita semua anak-anak kost di seluruh Indonesia. Mau tahu penyelamat dan penyambung hidup anak-anak kost kalau lagi bokek? Mie instan!
Beruntung kita hidup di Indonesia, banyak makanan tradisional yang enak-enak sudah dikemas dalam bentuk mie instan. Mau makan rendang ya gak perlu ke warung nasi Padang, mau makan soto gak harus ke warung soto Madura, cukup beli mie instan rasa rendang atau soto yang harganya gak lebih dari 3. 000 perak!
Nggak lupa, anak kostan juga kalau masak mie seringnya pakai rice cooker! Kalau males masak, ya tinggal diremukin trus ditambahin bumbu — selesai masalah. Kalau udah akhir bulan begini, anak kost mana mikir itu makanan sehat atau enggak, yang penting perut kenyang dulu! :p


Agenda rutin bareng anak-anak kostan bikin kamu lupa sama yang namanya homesic

Kegiatan rutin bareng anak=anak kostan, kerja bakti.
“Membersihkan kosan bareng-bareng. Kalau biasanya ada bibi yang membersihkan seluruh area kosan kecuali kamar tidur dan kamar mandi. Maka kami adakan bersih-bersih akbar kosan tiap sebulan sekali, setiap anak yang ngekos wajib berpartisipasi.”

Kalau dapat tempat kost yang asik, kekeluargaannya terjalin baik, rasanya udah berasa tinggal di rumah sendiri. Kamu pun jadi punya rasa tanggung jawab dan peduli dengan kostanmu. Hubunganmu dengan sesama penghuni kost pun sudah seperti saudara sendiri.
Bahan kamu dan teman-teman satu kostan tak segan-segan membuat kegiatan tertentu dalam rangka untuk saling menjaga silaturahmi dan kekompakan. Seperti pengalaman pembaca di atas, dimana di tempat kostnya selalu ada agenda kerja bhakti rutin. Ada juga yang rutin menggelar acara masak-masak bersama, naik gunung setiap kali ada penghuni kost yang lulus sidang skripsi! Seru ‘kan masa-masa ngekost? Apa dulu di tempat kostmu juga seperti ini? :p

Pagi hari yang heboh karena harus antre dan serobot-serobotan kamar mandi dengan teman-teman kostan

ngantri broo..
ngantri broo.. via inihidupkulhoo.blogspot.com
“Rebutan kamar mandi! ini menyebalkan, apa lagi pas lagi kebelet, buru-buru, malah nguantrii dan disrobot. Tapi ketika sudah tinggal sendirian, masuk kamar mandi tanpa gontok2an, tarik-tarikan handuk, dan tanpa teriakan dari teman-teman, rasanya sepi.

Siapa yang tempat kostnya kamar mandinya untuk beramai-ramai? Dulu waktu masih ngekost, ngantre kamar mandi di pagi hari adalah momen yang menyebalkan, tapi jika diingat-ingat kembali, ternyata momen itu sangat kocak.
Saat mau panggilan alam sudah tak terbendung lagi, kamu harus bisa menahan sekuat tenaga jika ternyata kamar mandinya masih dipakai. Kamu juga harus mau mengalah saat tiba giliranmu, ternyata ada teman yang udah kebelet dan minta duluan. Belum lagi saat kamu masuk ternyata kamar mandi masih bau dan air kran kamar mandi tiba-tiba mati.

Adegan ngantre kamar mandi di pagi hari:

Kamu: “Wah apa-apaan ini, main srobot aje lu, antre dulu kali!”
Teman: “Duh.. gue udah ga tahan mau boker nih. Pliss.. gue dulu ya!
—- 20 menit kemudian —-
Teman: “Thanks ya… udah lega nih gue. ”
Kamu: “Anjrit, bau banget! Lo habis makan sampah ya?”
Duh… mau mandi aja kok repot banget. Rasanya kamu ingin berubah jadi hamster biar bisa mandi di pasir.
mending jadi hamster aja, mandinya di pasir
mending jadi hamster aja, mandinya di pasir via forum.dehamster.nl




Saat kamu sakit, teman-temanmulah yang selalu setia merawat, menjaga, dan mendoakanmu supaya cepat sembuh.


Lag sakit didoainteman  biar cepat sembuh.

“Kangen dijengukin satu per satu teman kost ketika lagi sakit, gak lupa mereka pasti suapin makan dan pijitin badanku.”
Ofank,20. Cirebon
Siapa lagi yang kamu andalkan saat lagi sakit di kosan kalau bukan teman-temanmu? Saat teman kost atau kampus tahu kamu lagi sakit, mereka pasti langsung datang untuk jengukin kamu, bahkan tak segan-segan untuk ngejagain dan ngerawat.
Teman-temanmu yang biasanya iseng dan jahil, malah jadi perhatian dan manjain kamu. Mulai dari nganterin ke dokter, mijitin, ngerokin, beliin makanan, nyuapin, bahkan masak makanan spesial buatmu.
Mau sakit au sembuh, makannya tetap mi instan
Mau sakit au sehat, makannya tetap mi instan.

Teman: “Nih gue masakin masakan spesial buat siahh. Cepet sembuh ya lurd  .”
Kamu:” Wahh.. makasih ya brada, jadi ngerepotin. Emang lu masakin gue apaan?”
Teman: “Ah woles aja, nggak repot kok. Orang cuma Mi rebus telor pake cabe doang..”
Kamu: *langsung kejang-kejang

saat ngekost adalah saatnya untuk belajar untuk berbagi. Dari berbagi duit, jajanan, sampai gosip!







berbagi makanan, duit, cerita, dan gosip.

“Kangen sama anak-anaknya yang kepo, gossip apa aja, berbagi apa aja terutama pas lagi kepepet nggak punya bahan sembako. Tentunya temen yang setia ngutangin duit.”

Masa-masa ngekost memang masa-masanya belajar berbagi! Mulai dari berbagi cemilan, makanan, duit, bahkan gosip. Kalau lagi bokek, ganti-gantian hutangin duit. Kalau lagi laper gak punya camilan, main ke kamar sebelah minta camilan. Kalau lagi kurang kerjaan dan pengen ngobrol, ya bagi-bagi gosip yang lagi happening di sekitar, entah itu gosip tentang anak kost baru, ibu kost, atau gebetan. Hhhhmmm… indahnya berbagi!

Tak jarang kamu bertemu sahabat baikmu di tempat kostmu tercinta.

kamu bertemu sahabatmu di tempat kost.

“Disaat malam hari makan bersama, menyelesaikan tugas bersama dan bertukar pikiran tentang kehidupan masa kini dan masa depan. Rasanya seperti keluarga kedua didalam hatiku.”
cirebon.

Saat jaman ngekost dulu, kamu pasti punya teman yang paling dekat dan klop denganmu, entah itu teman kampus atau teman kost. Mulai dari cari makan bareng, nugas bareng, main bareng, sampai galau bareng tentang masa kini dan masa depan. Kemanapun kamu pergi  dan apapun yang kamu lakukan, kamu selalu mengajaknya. Sampai-sampai kalian berdua dibilang pacar, soulmate, atau bbahkan tet*k karena kemana-mana selalu berdua.
Temanmu: “Kalian berudua itu teman atau tet*ek sih? Kemana aja berduaan melulu!”
Kamu & temanmu: “Bukan, kita cuma sepasang sepatu kok. Selalu bersama tapi tak bisa bersatu.”

Kalau nggak punya duit buat ngerjain tugas kelompok di cafe, kamar kost adalah jawabannya. Muat gak muat, harus dimuat-muatin!


muat gak muat harus muat..

“Kalau lagi buat tugas kampus, berapapun orangnya pasti di muat-muatin dalam satu kamar yang sempit.”

Kalau tugas kuliah lagi numpuk-numpuknya, dan nggak ada banyak duit buat ngerjain di cafe, kamu biasanya pasti bakal ngerjain bareng-bareng teman di salah satu kamar kost temanmu yang sekelompok. Nggak peduli seberapa luas kamar kostannya, apakah memenuhi kuota atau enggak, muat nggak muat ya dimuat-muatin!
Kerja kelompok bareng teman–teman juga banyak godaannya. Bukannya serius ngerjain tugas, yang ada malah gaduh karena bercanda melulu. Belum lagi harus ribut dulu beli gorengan buat cemilan sambil ngerjain tugas kelompok. Ujung-ujungnya bakal bagi tugas dan dikerjain sendiri-sendiri di kostan masing-masing.. hehehe


Ada 1001 cara buat seru-seruan bareng anak-anak sekostan. Main poker, capsa, atau UNO, dan yang kalah harus dihukum!

yang kalah main capsa, uno, poker harus dihukum
yang kalah main capsa, uno, poker harus dihukum via kostputri165.blogspot.com

“Main capsa sampe tengah malem. Sampe-sampe diomelin tetangga. Padahal kita main gak brutal-brutal amat. Seru-seru aja. Yang kocak semua temen kost masuk pagi sampe gak bisa kerjain tugas, sementara saya kuliah malam. Jadi semua tugas aman terkendali.”

Selalu saja ada cara buat seru-seruan bareng anak-anak kostan. Paling seru kalau udah menghabiskan malam hari buat adu main bola di PS, main poker, capsa, atau UNO! Ditambah lagi kalau ada hukuman buat yang kalah permainan. Hukumannya dari yang cuma dicoret pakai lipstik, bedak, dijepit pakai jepitan jemuran, sampai disuruh salim sama semua penghuni kostan! Hukumannya itu deh yang seru-seru dan gokil!